Samarinda

Mahasiswa Samarinda Turun ke Jalan, Protes Kenaikan BBM-Penundaan Pemilu

elain kenaikan harga BBM dan PPN 11%, massa aksi juga memprotes wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Menurut mereka wacana tersebut merupakan pelanggaran konstitusi

Samarinda – Mahasiswa di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Timur) menggelar aksi unjuk rasa. Mereka memprotes sejumlah kebijakan pemerintah mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pajak pertambahan nilai (PPN), hingga wacana penundaan Pemilu. Aksi berlangsung di Simpang Empat Lembuswana, Samarinda pada Senin (4/4/2022). Massa aksi merupakan gabungan mahasiswa yang dinamai Aliansi Masyarakat Kaltim Menggugat (Mahakam).

“Kami menuntut kenaikan PPN itu dibatalkan, karena kenaikan PPN 11% memicu kenaikan harga sejumlah barang dan kebutuhan masyarakat lainnya,
Arya mengatakan baru-baru ini PT Pertamina juga telah menaikkan harga BBM Pertamax per 1 April 2022. Kenaikan mulai dari kisaran Rp 12.500 sampai Rp 13.500 per liter dari sebelumnya RP 9.000 samppai Rp 9.400.

“Tentunya kenaikan bahan bakar ini sangat merugikan masyarakat maupun UMKM yang ada. Kami bergerak atas keluhan masyarakat,” ungkapnya.

Selain kenaikan harga BBM dan PPN 11%, massa aksi juga memprotes wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Menurut mereka wacana tersebut merupakan pelanggaran konstitusi.

“Jika terealisasi, usulan ini jelas bentuk pelanggaran terhadap konstitusi. Sebab Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 telah menegaskan bahwa Pemilu dilakukan lima tahun sekali,” jelas Arya.

“Dan pada Pasal 7 UUD 1945 mengatur bahwa masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden bersifat tetap yakni lima tahun dan hanya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan,” sambugnya.

Menurut Arya, wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu bertentangan dengan kondisi masyarakat. Menurutnya wacana tersebut disinyalir hanya nafsu politik dan kepentingan kelompok.

“Konstitusi kita tidak membuka ruang adanya penundaan pelaksanaan Pemilu ataupun perpanjangan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden. Penundaan Pemilu tersebut juga berpotensi mencoreng muka bangsa karena ingkar pada komitmen dalam bernegara yang tertuang dalam konstitusi,” paparnya.

Dengan segala tuntutan yang dibawa dalam aksi tersebut, para mahasiswa mengancam akan kembali turun ke jalan jika pemerintah tidak menggubris tuntutan. Bahkan mengancam melanjutkan unjuk rasa yang lebih besar.

“Kami akan melakukan konsolidasi lanjutan, selain itu kami akan berunjuk rasa lebih besar dari hari ini jika tidak ada tanggapan dari wakil rakyat atau pemerintah atas tuntutan kami,” pungkasnya.

4 Comments

  1. В обзорной статье вы найдете собрание важных фактов и аналитики по самым разнообразным темам. Мы рассматриваем как современные исследования, так и исторические контексты, чтобы вы могли получить полное представление о предмете. Погрузитесь в мир знаний и сделайте шаг к пониманию!
    Получить дополнительную информацию – https://mednarkoforum.ru/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button