DPRD SamarindaPariwara

Pendidikan Inklusi Belum Maksimal, DPRD Samarinda Soroti Kurangnya Guru dan Anggaran Terbatas

SEPUTARNUSANTARA, SAMARINDA – DPRD Samarinda menyoroti belum maksimalnya pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah-sekolah Kota Tepian.

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada penerapan pendidikan inklusi di sekolah-sekolah.

Sri Puji Astuti, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, mengatakan sejumlah kendala tersebut di antaranya kekurangan guru pendamping khusus dan terbatasnya anggaran untuk mendukung pendidikan inklusif.

“Ada sekitar seribu lebih anak disabilitas yang terdata, namun jumlah ini belum mencakup semua anak disabilitas yang ada,” kata Sri Puji Astuti, belum lama ini.

“Banyak dari mereka (anak disabilitas) yang tidak terdata karena keterbatasan akses dan kesadaran orang tua,” lanjutnya.

Saat ini Samarinda memiliki 195 sekolah inklusi. Namun dari jumlah itu, hanya sedikit guru yang memiliki kepedulian dan pelatihan khusus untuk mendampingi anak-anak dengan kebutuhan khusus.

“Setiap anak disabilitas seharusnya mendapatkan perhatian penuh dengan satu guru pendamping khusus untuk setiap anak,” jelanya.

“Namun kenyataannya satu sekolah hanya memiliki satu atau dua guru untuk menangani puluhan anak inklusi,” jelasnya.

Sri Puji Astuti mendorong agar Pemkot Samarinda menyiapkan guru terlatih untuk meningkatkan pendidikan inklusi di daerah.

“Kita butuh lebih banyak guru yang terlatih, dan ini memerlukan kerja sama dengan perguruan tinggi, seperti Unmul, untuk menyediakan pelatihan-pelatihan khusus,” tegasnya. (adv)

 

Back to top button