Bukan Sekadar TPA, DPRD Kutim Minta Ada Program Pengolahan Sampah yang Komprehensif

SEPUTAR NUSANTARA, SANGATTA – Wakil Ketua Komisi C DPRD Kutai Timur (Kutim) Jimmi menyoroti tingginya volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), khususnya TPA Batota Sangatta. Volume sampah tersebut membuat TPA yang ada kewalahan menampung sampah yang dihasilkan warga Kutim.
Karenanya ia meminta agar ada program pengolahan sampah yang komprehensif untuk mengurangi jumlah akhir sampah yang dibuang ke TPA. Ia melihat peluang untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber energi terbarukan di wilayah tersebut.
“Bagaimana kita bisa memanfaatkan sampah menjadi energi baru? Sebenarnya potensinya ada, tapi perlu solusi untuk mengatasi produksi sampah yang besar dan armada yang tidak memadai,” jelas Jimmi.
Jimmi berharap dengan kajian yang matang dan solusi yang komprehensif dapat ditemukan untuk memastikan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pengelolaan sampah ditambahkannya harus menjadi PR besar yang lekas dituntaskan pemerintah daerah. Pasalnya setiap tahunnya Kutai Timur dihadapkan dengan tantangan penambahan jumlah penduduk, yang tentunya akan berdampak pada meningkatnya volume sampah yang dihasilkan dari setiap individu.
Sebenarnya, selama ini Kutim sudah memiliki fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Prima Sangatta Eco Wste yang bekerja sama dengan perusahaan yang beroperasi di wialayah tersebut. Fasilitas tersebut disebut-sebut bisa mengelola sampah hingga 50 ton per harinya.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman menyebut pengelolaan sampah di TPST tidak hanya untuk pengurangan jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Tapi juga untuk memanfaatkan agar sampah-sampah yang dikelola ini memiliki nilai ekonomi.