Jadi Pusat Konservasi Bekantan, Wisata Susur Sungai Tunan Bakal Dikembangkan

Seputar Nusantara – Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) memastikan akan menggembangkan Wisata Susur Sungai Tunan, Kecamatan Waru, menjadi pusat konservasi bagi Bekantan.
Mudiyat Noor, Bupati PPU, menyampaikan kekagumannya terhadap keberadaan bekantan (Nasalis larvatus) primata endemik Kalimantan yang populasinya ditemukan di sepanjang Sungai Tunan.
“Sebagai endemik asli Kalimantan dan satu-satunya di dunia, primata berhidung mancung ini harus kita kembangkan dan lestarikan lebih lanjut,” kata Mudiyat Noor.
“Kami berharap satwa ini dapat terus lestari dan berkembang, mengingat populasinya cenderung menurun akibat berkurangnya sumber makanan dan habitat aslinya karena perambahan di sekitar wilayah sungai,” lanjutnya.
Dirinya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk menjaga habitat bekantan.
“Kami berharap dapat menjalin kerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Pariwisata Provinsi, bahkan mengajukan dukungan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk bersama-sama menjaga kawasan habitat asli bekantan ini agar tetap lestari,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Kelurahan Waru, Abdul Rahman, menjelaskan jarak tempuh susur sungai sore itu mencapai sekitar 2,5 kilometer, dimulai dari Kelurahan Waru (Logpond SDR) hingga Jembatan Tunan.
Berdasarkan riset terbaru dari Universitas Mulawarman (Unmul), teridentifikasi sekitar 17 kelompok bekantan dengan total populasi mencapai kurang lebih 200 ekor di wilayah Sungai Waru hingga Tunan.
“Saya sudah menyampaikan kepada Bapak Bupati, kami sangat berharap penyelamatan bekantan di wilayah Kabupaten PPU dapat segera dilakukan melalui upaya penciptaan areal konservasi,” ungkap Abdul Rahman.
Selain potensi ekowisata bekantan, Waru Tua juga menyimpan kekayaan sejarah.
“Kami memiliki wisata sejarah makam Aji Natham, seorang pahlawan Paser yang dikenal membelanjakan persenjataan untuk pasukan Paser melawan Belanda pada masanya,” tegasnya. (*)